RSS

Arsip Tag: monas junior

Tuan dan Pemburu Emas (4)

Setengah jam kemudian, aku telah berada di dalam kamar hotel. Duduk di kasur, kotak besi di pangkuan, meraih remot AC lalu mendinginkan suhu kamar. Kutarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya pelan-pelan, lalu kubuka kotak besi yang tidak terkunci itu.

Di dalam kotak itu ada dua buku diary (satu bercover tebal warna hitam satu lagi warna merah), dua kunci dan beberapa lembar kertas. Satu per satu barang yang ada di dalam kotak kukeluarkan. Kubiarkan semuanya berserakan di atas kasur. Sampai akhirnya kuputuskan untuk mengecek buku diary berwarna merah.

Tak ada istimewa di sampul buku ini. Tanpa judul, tanpa tulisan apa-apa kecuali tulisan DIARY yang besar. Namun begitu covernya kubuka, aku terkejut melihat tulisan tangan bertinta hitam di soft cover buku itu.

Andi Rahman, 1980-2018.

Teruntuk kau yang tak kukenal.

Hanya dua kalimat itu. Tak ada yang lain. Karena penasaran, aku mulai membaca isinya.

***

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 6, 2018 inci Novel

 

Tag: , , , , , , , ,

Tuan dan Pemburu Emas (3)

CERITA SEBELUMNYA

Di atas kasur busa beralas seprai biru lembut, aku duduk tanpa bisa berkata-kata. Sekarang semua menjadi jelas. Teori kegilaan berganti menjadi reingkarnasi atau sejenis itu. Aku berusaha turun dari ranjang, berjalan pelan ke luar rumah, lalu menatap langit yang masih menyisakan kelam. Matahari belum siuman dari pingsan semalam.

Karena kalah dengan dingin subuh, aku masuk lagi ke kamar, menatap cermin di lemari dengan lekat. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, aku yang berusia 17 tahun hari ini, tampak begitu berbeda.

Tiba-tiba tangisan itu pecah di mata dan mulutku, tanpa aku tahu penyebabnya.

Bandara Sultan Thaha sudah ramai se siang ini. Di terminal keberangkatan yang satu-satunya dalam bandara itu, aku berdiri menatap landasan pacu. Dengan tas hitam di punggung, topi kupluk, kacamata hitam, jam tangan Swiss Army, sepatu Nike hitam, celana jeans biru, jaket kulit hitam, baju kaos biru, aku menanti pesawat Lion rute Jambi-Jakarta.

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 5, 2018 inci Novel

 

Tag: , , , , , , , , ,

Tuan dan Pemburu Emas (2)

(CERITA SEBELUMNYA)

Dari balik barisan polisi, terlihat seorang pria berjas hitam memandang tajam ke arah kerumunan massa. Ia menunjuk ke arah pria bertopi koboi, lalu bergerak cepat mendekati si pria itu. Namun si pria tadi langsung membalikkan badan, melangkahkan kakinya dengan cepat, lalu berlari menyeberangi jalan dan menghilang di balik arus kendaraan yang hilir mudik.

***

Pagi ini aku bukan lagi orang biasa. Ari Si Remaja telah hilang disapu mimpi semalam yang tingkat kenyataannya mencapai 90 persen. Bahkan sambil memakai seragam sekolah, aku masih bisa mengingat dengan jelas adegan demi adegan di dalam mimpi itu.

Penembakan di pasar, rumah kontrakan, pistol revolver, tubuh sedang kulit hitam kecoklatan, topi koboi dan pria berjas hitam yang mengejar, semua itu seperti nyata di ingatanku. Aku merasa bahwa pria itu, adalah aku di tahun 1980-an. Mirisnya, sewaktu itu aku belum lahir. Kejadian nyata, kualami, tapi aku belum lahir. Bagaimana ini?

Di atas motor yang sama, rute jalan yang sama, aku mengira-ngira bahwa ini semua adalah dejavu. Sesuatu yang rasanya telah terjadi tapi entah benar atau tidak itu pernah terjadi. Sisi lain, aku meyakini bahwa aku di mimpi adalah bukan aku yang sekarang.

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 1, 2018 inci Novel

 

Tag: , , , , , , ,