Setengah jam kemudian, aku telah berada di dalam kamar hotel. Duduk di kasur, kotak besi di pangkuan, meraih remot AC lalu mendinginkan suhu kamar. Kutarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya pelan-pelan, lalu kubuka kotak besi yang tidak terkunci itu.
Di dalam kotak itu ada dua buku diary (satu bercover tebal warna hitam satu lagi warna merah), dua kunci dan beberapa lembar kertas. Satu per satu barang yang ada di dalam kotak kukeluarkan. Kubiarkan semuanya berserakan di atas kasur. Sampai akhirnya kuputuskan untuk mengecek buku diary berwarna merah.
Tak ada istimewa di sampul buku ini. Tanpa judul, tanpa tulisan apa-apa kecuali tulisan DIARY yang besar. Namun begitu covernya kubuka, aku terkejut melihat tulisan tangan bertinta hitam di soft cover buku itu.
Andi Rahman, 1980-2018.
Teruntuk kau yang tak kukenal.
Hanya dua kalimat itu. Tak ada yang lain. Karena penasaran, aku mulai membaca isinya.
***